Berat
Haiii, it's been a long time dari postingan terkahir.
Kembali negeri ini didera demonstrasi besar. 22 Agustus 2024 kemarin gemuruh kebisingan di sosial media serta berbagai tagar di gaungkan. Hingga resonansinya tersampaikan kesetiap rakyat khususnya para mahasiswa. Ada apa sebenarnya? Kondisi negeri ini tentu dirasakan pula oleh beberapa negeri lainnya.
Segala ketidak pastian hukum, pendidikan yang semakin di kapitalisasi, ekonomi yang terus carut marut ditambah dengan merebaknya pinjol dan judol. Yang kaya tampak lebih kaya, warga menengah berada di ujung tanduk, yang miskin jangan ditanya lagi untuk sakitpun lebih baik jangan. Ada apa dengan ini semua?
Pernahkah berfikir, segala kehancuran ini dikarenakan sistem yang begitu sistematis, ditambah yang memegang kendali keputusan dipimpin bukan oleh orang-orang yang cakap di bidangnya? Otomatis para eksekutornya membuntut pada pemegang kekuasaan tersebut.
Jadi pemimpin itu berat, sangat berat.
Entah mengapa orang-orang berlomba untuk jabatan itu.
Oooh, mungkin karena tujuan yang sesaat, iya, hanya memikirkan indahnya dunia.
Pudak ini terasa berat ketika harus dibebankan permasalahan yang begitu kompleks. Mengurusi segelintir orang saja begitu sulit. Apalagi dengan 200 juta manusia. Bagaimana hisabnya?
Eh, tapi apa mereka memikirkan tentang hari akhir?
Apa mereka sempat memikirkan akan kemana ketika mereka meninggal kelak?
Apa mereka berfikir akan menjadi bunga matahari seperti lagunya Sal Priadi?
Penyakit al-wahn (takut mati dan terlalu mencinta dunia) adalah penyakit yang sedang tersebar pada pemimpin dunia saat ini. Kalau kata seorang stand up comedian, entah dia tamak atau takut. Menurut kalian?
Catatan ini akan terus dikenang, bagaimana tahun 2024 kembali keresahan begitu besar dirasakan sebagian besar rakyat di negeri ini. Sebuah kenangan bahwa setiap masa akan ada ceritanya. Lalu kita sebagai bagian dari 200 juta manusia sudah berbuat apa? Adakah pergerakan agar kondisi ini tidak menular kepada anak dan cucu kita?
Semoga menjadi kenangan bahwa di tahun ini tampak semakin jelas sistem yang dibuat oleh manusia memang tak berdaya menopang sistem kehidupan, baik untuk manusia itu sendiri apalagi untuk alam semesta.
Komentar
Posting Komentar